« Home | lonellylankolikness » | sukab sahabat saya » | ruang kosong » | Sebuah ruang kosong selalu ada di sela-sela deti... » | NURLELA si laptop primadona » | antara bandung, hijau dan kerinduan » | akan berubah !!!! » 

manajemen pengertian


Hidup memang unik...setiap detail mempunyai ciri sendiri. Tidak ada yang pernah sama, yang ada hanya kemiripan. Seperti kembar siam atau penciptaan cermin. Hanya kemiripan, tidak pernah ada sesuatu yang sama persis. Tidak pernah ada. Nah, begitu juga tentang pemikiran, perasaan serta pemahaman akan suatu masalah. Semuanya tidak akan pernah sama. Setiap cerita selalu mempunyai dua sisi. Fenomena dua sisi mata uang.

Ada baiknya memang kia saling pengertian, mengerti perasaan sendiri dan mengerti perasaan orang. Tapi, lagi-lagi pemahaman akan seubah perasaan pun tidak akan pernah sama. Antara saya dan dia (sebut saja demikian) selalu mempunyai tolak pikir yang berbeda. Seberapa pun dekatnya kami, kami tetap saja dua makhluk yang berbeda. Seberapa pun pengertian yang ada diantara kami, tetap saja kami dua manusia yang punya otak, hati, serta tingkah laku masing-masing.

Dan setiap manusia akan membawa perangainya sendiri-sendiri. Seperti ego, perasaan, serta reaksi terhadap suatu masalah. Masalah ego adalah yang paling rumit. Dengan pengertian seberapa besar pun, ego tetaplah ego, yang punya maunya sendiri. Ego yang hidup dalam manusia yang berbeda satu sama yang lain, ego yang didukung oleh pribadi yang berbeda satu sama yag lain.

Ego yang selalu bersandar pada realitas, yang selalu mereprentasikan akal. Dan di dunia nyatalah pertentangan antara ego yang satu dengan ego yang lain akan bertemu. Bersingungan dan bahkan berperang.

Manusia yang unik, manusia yang berbeda satu sama lain. sebetulnya menjadikan dunia ini lebih menarik untuk ditingali. Kemajuan peradaban dan kehidupan yang melingkupi manusia sepertinya tidak akan pernah berakhir. Setidaknya sampai saat ini, mengenai masalah bagaimana dunia ini akan berkahir, itu hal lain.

Hidup terus berjalan membawa perubahan dan keunikan sendiri. Perjalanan hidup tidak pernah membawa kita pada masa lalu, kecuali dalam fiksi. Masa akan terus berjalan ke depan, menembus apa-apa yang baru, mencari apa-apa yang belum ada, dan mengembangkan apa-apa yang sudah ada.

Lalu, dimanakah seharusnya ditempatkan ego dari manusia yang tidak pernah ada kesamaan anatara satu dengan yang lainnya itu. Dalam kenyataan atau memang harus disimpannya dalam khayalan. Baimanakah jika ternyata ego anatara manusia memang tidak bisa diselaraskan, tidak bisa dipertemukan antara satu sama yang lain tanpa membuat sebuah masalah. Karena kadar pengertian antara satu manusia dengan manusia yang lain tentulah tetap akan selalu tidak sama.

Dimanakah kenyataan harus ditempatkan agar bisa selaras dengan kenyataan manusia yang lainya. Dalam dunia atau dalan mimpi?

Waktu yang terus berjalan akan menambah usia dan pengalaman ego. Seperti juga manusia yang memilikinya. Maka yang dibutuhkan sebetulnya bukan manajemen ego, tetapi menajemen pengertian. Pengertian memang tidak akan pernah sempurna, seorang manusia murni tentu tidak akan pernah menyelaraskan pengertian sedemikian rupa sehingga bisa begitu sempurna dan begitu pengertian dengan manusia yang lain. Selama ego masih ada, manusia tidak akan pernah mencapai kesempurnaan pengertian itu. Dan memang, manusia bukan dituntut untuk menjadi sempurna. Tidak ada satu manusia murni pun yang bisa menjadi sempurna. Jika sejarah mencatat beberapa nama manusia semnpurna, sepertinya mereka bukan manusia biasa, tentu dalam setiap hal selalu ada pengecualian alias special case.

Begitulah, kembali pada perihal pengertian, yang manusia butuhkan adalah kadar pengertian yang selalu di jaga, dipelihara dan dibudidayakan. Bukan pengertian jenis telor ceplok yang bisa instan dan tidak butuh banyak proses. Manajemen pengertian berarti berusaha untuk selalu meng-up date kadar pengertian dalam diri sendiri, mendekati kenyataan yang sedang berlangsung. Tipe pengertian tempe mentah, yang membikinnya perlu proses, perlu pengembangan cara.

Demikianlah seharusnya kadar pengerian dibudidaya, menjadi sebuah keunikan yang selalu melekat pada hanya satu manusia namun selalu berkembang sesuai dengan kenyataan di mana manusia itu hidup. Kadar pengertian yang selalu berkembang akan memungkinakan ego melihat sebuah penyeimbang yang bisa membimbingnya untuk memenuhi keinginan id, dan mencerna setiap keinginan dengan kondisi yang ada di dalan kenyataan.

Manajemen pengertian ini bukanlah hal sulit, selain komitmen yang tentu menjadi modal utama, sisanya hanyala sebuah ketekunan dan tekad untuk selalu mengingat bahwa ego akan selalu bertemu dengan ego milik orang lain, dan akan selalu bersinggungan.

Manajemen pengertian tidka erag ada sekolahnya. Ia hanya sebuah sebuah ilmu yang harus dikembangkan oleh individu masing-masing dengan masing-masing keunikannya. Karena yang sama dalam hidup bukanlah proses, tapi titik awal dan titik akhir. Semua orang dengan prosesnya masing-masing akan berputar-putar menuju apa yang disebut sebagai titik akhir.

Sedangkan perjalanan menuju kesana adalah rimba ego yang begitu belantara. Pengertian hadir, sebetulnya untuk dirinya sendiri, di mana ia ingin dimengerti oleh banyak orang, karena kemampuan verbalnya yang kurang, yang membuatnya tidak bisa melakukan apa yang ia bisa lakukan sekarang, mengerti dan beraktifitas.

Maka waktu waktu pun bertambah, hidup selalu menuju masa depan. Demikian juga manusia dengan segala keuinkannya, akan terus berlayar dalan samudra hidup, kadang berlabuh, kadang menetap, namun yang pasti selalu melanjutkan perjalanan.

Sepeti itulah hakikat manusia, selalu berkembang, selalu berbiak, selalu berjalan maju. Diikuti oleh ego dan pengertian.